• Materi Pembelajaran Kelas 9, Tolak Peluru Gaya O'Brien

    TOLAK PELURU, GAYA OBRIEN

     Pengertian Tolak Peluru

    Tolak peluru

    RUSTAN HALEKING, Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan dengan cara menolak atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan menggunakan teknik tertentu.

    Tidak seperti olahraga cabang lempar lainnya, yaitu lempar cakram, lempar lembing, dan lempar martil, tolak peluru dapat dilakukan di lapangan indoor maupun outdoor. Hal ini disebabkan tolak peluru tidak membutuhkan area pendaratan yang luas, tidak lebih dari 25 meter

    Sejarah Tolak Peluru

    Tolakpeluru

    Tolak peluru (the shot put) telah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, yaitu sejak masa Kerajaan Yunani kuno, tetapi dengan tata cara dan peraturan yang berbeda. Menurut Homer, pada zaman dahulu, tolak peluru dikenal dengan nama lempar beban atau weight throwing

    Salah satu catatan penting dari sejarah tolak peluru terjadi pada tahun 1950, yaitu ketika Parry O’Brien memperkenalkan teknik lemparan tolak peluru. Pada metode O’Brien, pelempar memulai tolakan dengan menghadap bagian belakang ring.


    Karena merupakan cabang olahraga atletik, induk organisasi tolak peluru menjadi satu dengan induk olahraga atletik. International Amateur Athletic Federation (IAAF) adalah wadah olahraga atletik (termasuk tolak peluru) seluruh dunia.


    Indonesia mengenal olahraga tolak peluru melalui pemerintah kolonial Belanda yang memasukkannya dalam kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah milik Belanda. Namun, tolak peluru hanya dimainkan oleh para siswa bagsawan Belanda sehingga kaum pribumi tidak terlalu mengenal olahraga ini.

    Teknik Tolak Peluru

    TOLAKPELURU
    Ada tiga teknik dasar tolak peluru yang harus Anda kuasai sebelum melakukan olahraga yang satu ini, yaitu teknik memegang peluru, teknik meletakkan peluru di leher, dan teknik melakukan tolakan. Penjelasan masing-masing teknik tersebut dapat Anda simak di bawah ini.

    1. Teknik Memegang Peluru

    Peluru besi yang digunakan dalam olahraga tolak peluru memiliki bobot cukup berat, yaitu antara 3 kg hingga 7 kg lebih. Karena itu, Anda harus menguasai cara memegang peluru dengan benar agar jari tidak terluka atau bahkan patah. Teknik memegang peluru yang aman dapat dilakukan dengan 3 cara berikut.

    Letakkan peluru di telapak tangan. Pegang peluru dengan erat menggunakaan jari-jari tangan dengan posisi jari-jari dikembangkan. Gunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meletakkan peluru. Letakkan jari kelingking di bagian samping peluru dalam posisi menekuk, sementara ibu jari berada pada posisi biasa untuk menjaga keseimbangan peluru. Berikan tenaga lebih pada ibu jari agar bisa menahan peluru lebih kuat sehingga tidak jatuh.

    Rapatkan jari-jemari, termasuk kelingking, dan tempelkan pada bagian belakang peluru. Letakkan ibu jari di bagian samping peluru agar seimbang.

    Cara ketiga hampir sama dengan cara kedua, yaitu dengan merapatkan jari-jari, tetapi dengan posisi sedikit lebih renggang. Teknik ini cocok untuk Anda yang memiliki telapak tangan kecil.

    2. Teknik Meletakkan Peluru di Leher

    Sebelum meletakkan peluru di leher, Anda harus sudah memutuskan teknik memegang peluru yang paling disukai, nyaman, dan bisa menghasilkan tenaga tolakan yang paling besar. Penggunaan tangan kanan sangat dianjurkan untuk memegang peluru, kecuali bagi Anda yang kidal.

    3. Teknik Menolak Peluru

    Selain teknik memegang peluru dan meletakkannya di leher, teknik melempar atau menolak peluru juga perlu diperhatikan agar menghasilkan lemparan sejauh mungkin. Berikut penjelasannya.

    a. Persiapan Tolak Peluru

    Sikap tubuh yang terbaik ketika akan melempar peluru adalah berdiri dengan tegak dan rileks dengan posisi menghadap ke samping lapangan. Untuk memudahkan menolak, kaki direnggangkan selebar bahu dengan kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan menumpu di kaki kanan.

    Tangan kanan yang memegang peluru diletakkan menempel di bahu, tepat di bawah rahang dengan siku membentuk sudut 900 dan tangan kiri ditekuk dengan siku menghadap arah tolakan.

    b. Gerakan Tubuh

    Saat memegang peluru, kaki yang dekat dengan sektor lemparan digerakkan dengan cara diayun sebagai persiapan untuk menolak peluru. Sementara itu, pinggang diputar ke sisi sektor lemparan sehingga pinggul membantu mendorong, tubuh condong ke depan, dan pandangan fokus ke arah lemparan. 

    c. Akhir Tolak Peluru

    Sebelum menolak, posisi tubuh harus siap dengan kaki kanan yang akan digerakkan ke depan sebagai tumpuan, menggantikan kaki kiri yang digunakan untuk berisiap. Kaki kiri lurus ke belakang dan tidak tegang, lutut kanan sedikit ditekuk agar lebih kuat mendorong lemparan, dan pandangan tetap fokus.

    Pada saat melakukan tolakan, putar badan ke arah sektor pendaratan. Kaki kanan menolak dan melonjak agar tenaga yang cukup besar untuk mendorong peluru seluruhnya berada di tangan kanan yang memegang peluru. Setelah itu, lontarkan peluru dengan sudut dolakan 40 derajat ke arah atas.

    Setelah peluru dilontarkan, kaki mendarat kembali ke tanah dengan posisi sedikit menekuk. Sementara itu, posisi badan adalah ke arah depan dengan pandangan melihat ke posisi jatuhnya peluru

    Peraturan Tolak Peluru

    1. Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya, para atlet memilih untuk memasuki lingkaran dari samping dan belakang.

    2. Atlet tolak peluru hanya diberi waktu selama 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Jika dalam waktu 3 menit belum juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.

    3. Atlet dilarang menggunakan sarung tangan, tetapi boleh menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama pertandingan.

    4. Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.

    5. Atlet harus menahan peluru menggunakan leher selama melakukan gerakan tolakan.

    6. Atlet akan didiskualifikasi jika meletakkan peluru tidak sesuai dengan peraturan, misalnya di belakang kepala atau di depan perut.

    7. Peluru hanya boleh ditolak dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi dari bahu.

    8. Gerakan tolakan hanya boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit saja kakinya berada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.

    9. Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92 derajat). Atlet akan didiskualifikasi jika peluru jatuh di luar sektor pendaratan atau tiga kali melakukan kegagalan.

    10.Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai ke tengah lingkaran.

    11.Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melelui sisi belakang lingkaran.

    12.Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

    👉Kerjakanlah Soal ini ! Soal Tolak Peluru

    👉Isilah Daftar Hadir ini !

    Terima Kasih atas semangat anak-anakku semua dalam pembelajaran jarak jauh ini,tetap semangat untuk hari esok.💪💪💪👍

    ======================================================================

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terima kasih atas tanggapannya